M. Rizky Febriawan: Misi NU untuk pembangunan dan keamanan di Indonesia

Misi NU untuk pembangunan dan keamanan di Indonesia

Misi NU untuk pembangunan dan keamanan di Indonesia

NU menegaskan kembali komitmennya dan perannya dalam menyatukan masyarakat, meningkatkan pendidikan, dan mengamankan Indonesia.

Oleh Yenny Herawati untuk Khabar Southeast Asia di Jakarta

Februari 06, 2015
Kembali ke Format AwalLebih kecilLebih besar
Pada tanggal 31 Januari, organisasi Muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) merayakan ulang tahunnya yang ke-89 di kantornya di Jakarta.
  • 
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (kemeja batik biru) dan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj mengambil bagian dalam upacara ulang tahun NU di Jakarta pada tanggal 31 Januari. [Yenny Herawati/Khabar]
    Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (kemeja batik biru) dan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj mengambil bagian dalam upacara ulang tahun NU di Jakarta pada tanggal 31 Januari. [Yenny Herawati/Khabar]
Dalam sambutannya pada acara itu, pemimpin NUSaid Aqil Siradj mengatakan NU akan terus menyebarkan pesan "Penguatan Nasionalisme Melalui Toleransi."
"Islam sendiri tidak akan mampu menyatukan seluruh warga negara Indonesia. Nasionalisme tanpa Islam terasa kering. Kedua faktor itu harus bekerja berdampingan," katanya.
Dia menambahkan bahwa sebagai organisasi Muslim terkemuka, NU harus berkomitmen untuk melindungi kelompok minoritas.
"Kami bangga menjadi organisasi Muslim terbesar, tetapi kami akan tetap rendah hati, mengakui agama lain, dan bekerja dengan mereka untuk terbesaran Indonesia," lanjutnya.
Said juga menyoroti peran NU dalam politik Indonesia.
"NU memiliki kekuasaan politik, sambil bersndar pada keyakinan agama yang kuat, tetapi kami akan terus menggunakan kekuatan ini untuk mengejar keadilan. Kami berupaya menjadi Muslim yang moderat," lanjutnya.
NU akan melawan terorisme dan radikalisme
Acara ini juga dihadiri oleh banyak pejabat Indonesia termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla .
Dalam sambutannya, Kalla (nama sebutannya) mendorong warga NU untuk menyadari ancaman radikalisme, terutama dengan tersebarnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Wapres mengatakan NU dapat menggunakan kekuatannya untuk memerangi terorisme dan radikalisme.
"Saya mendorong semua anggota NU untuk memikirkan cara kita dapat berkontribusi terhadap perkembangan Indonesia. Jadi kita bisa menggunakan negara kita sebagai contoh yang baik bagi dunia bahwa Muslim moderat bisa melawan radikalisme dan membatasi terorisme ," katanya.
Dia menambahkan tantangan itu sendiri berubah dari waktu ke waktu.
"Di masa lalu, NU memiliki peran penting dalam membangun Indonesia sebagai negara bangsa. Sekarang kita memiliki kebebasan, tetapi kita juga menghadapi tantangan lain untuk menjaga bangsa kita bersatu," lanjutnya.
Dia mendesak umat Islam untuk bersatu.
"NU harus bisa membatasi radikalisme. Radikalisme hanya akan memecah-belah Indonesia sebagai negara bangsa. Kita memiliki pengalaman ini dalam sejarah kita, dan kita dulu lemah sebagai bangsa. Ini adalah pelajaran penting.
Jadi kita harus bersatu melawan orang-orang yang menggunakan Islam untuk membunuh ; yang merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan agama kita dan kita harus melawan itu," jelasnya.
Yudi Latif, seorang pakar budaya dan nasional, berkata NU memiliki peran yang lebih besar bagi Indonesia.
"NU memiliki kapasitas untuk memulai perubahan untuk Indonesia. Ini adalah perubahan khusus yang akan memimpin Indonesia sebagai negara yang damai dan harmonis bagi setiap penduduknya," katanya kepada Khabar pada acara tersebut, seraya menambahkan bahwa beberapa anggota NU berada dalam kabinet kerja Jokowi.
Joseph Kristiadi dari Pusat Studi Strategis Internasional ( CSIS ) mengatakan bahwa komitmen dan aset NU adalah modal utama bagi Indonesia.
"Dengan manajemen yang baik, NU dapat memanfaatkan kekuatannya sebagai organisasi sipil terbesar dan melanjutkan pekerjaannya untuk membawa kemakmuran bagi Indonesia melalui pendidikan, keamanan, dan aspek-aspek lainnya," katanya kepada Khabar.
Dia menjelaskan NU telah menunjukkan komitmennya untuk upaya ini dengan pengumuman bahwa 23 universitas NU baru secara resmi diluncurkan.
"Mereka tersebar di seluruh Indonesia," kata Said saat mengumumkan pembukaan universitas tersebut. "Kami berharap untuk mendidik generasi muda kita dan orang-orang yang ingin memperbaiki diri untuk masa depan yang lebih cerah."
Mantan pemimpin NU, Hasyim Muzadi, mengatakan kekuatan NU dan kemampuan untuk meningkatkan Indonesia adalah karena komitmen lokal masing-masing anggota.
"NU tidak akan bergantung pada bantuan asing," katanya. "Sejauh ini kita tidak pernah mengalami kekhawatiran tentang kendala anggaran. Tetapi kita perlu lebih banyak orang yang memiliki komitmen yang sama seperti kita, untuk membangun Indonesia."
Peserta acara Indira Widjianti, warga Jakarta berusia 34 tahun, mengatakan dia bangga dengan komitmen NU.
"Ini sangat nasionalis dan sangat inspiratif," katanya. "Saya berharap NU akan meneruskan misinya. Saya senang menjadi bagian dari misi ini juga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © M. Rizky Febriawan Urang-kurai